Sabtu, 27 September 2014

17 tahun, bukan waktu yang cepat.

Hidup memang tak pernah berjalan mulus.
Pernahkah kau berpikir bahwa kehidupan memberikan banyak sekali pelajaran?
Ada suka sudah pasti ada duka.
Dan semua itu hanya Allah yang mengaturnya.

Aku sendiri hanyalah sebutir debu halus yang tak ada apa-apanya.
Aku hanya seonggok daging berjalan yg mencari akhir dari perjalanan.
Namun siapa sangka, aku menemukan banyak sekali keajaiban dibalik perjalanan itu.

Tersenyum, satu hal yang sepele mungkin, tapi tidak bagiku.
Senyuman mempunyai energi yang besar bagi setiap orang yang memaknainya, tak terkecuali aku.
Dengan tersenyum, kita bisa merasakan bahwa hidup bukan sekedar lelucon belaka.
Bahwa hidup mengajarkan kita arti menghargai.
Bahwa hidup memberikan apa-apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.
Bahwa hidup tak selamanya hanya sebatas materi.
Bahwa hidup layak untuk dijalani.

Kegembiraan dan kesedihan adalah beberapa dari sekelumit tirai kehidupan.
Ada yang menganggapnya positif, dan ada pula yang menganggap sebaliknya.
Hidup bukan sekedar mencari kesenangan.
Hidup bukan sekedar makan, minum dan bernafas.
Hidup bukan sekedar mencari kebahagiaan.
Tapi hidup menjadi satu-satunya jalan menuju kehidupan lain.
Kehidupan yang kekal.
Kehidupan yang sering kita sebut akhirat.

27 september 2014. 04.15 wib. Rb Dona Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Aku, seonggok daging yang masih dan akan selalu mencari jalan menuju ke kehidupan yang kekal itu, genap berusia 17 tahun. Usia yang tidak bisa dikatakan muda namun terlalu tua untuk dikatakan tua. Berkurang sudah jatah waktuku untuk terus mengarungi jalan menuju kehidupan akhirat dan berkurang juga kesempatanku untuk terus berjalan walau ombak yg besar menjadi penghalang.

Semua yang telah ku alami, semua yang telah aku miliki, semuanya sampai aku berusia 17 tahun ini, tak akan pernah kulupakan. Karena kenangan tetaplah menjadi kengangan. Dan masa depan menjadi tujuan utama untuk tetap mengarungi jalan yang tak tahu dimana akhirnya. 

Terimakasih mama, telah bersusah payah mengandung, melahirkan, menyusui, membesarkan, mendidik, serta menyayangi dan mencintai ku sepenuh hati, dan aku berharap suatu saat nanti, aku bisa menjadi sepertimu, memperlakukan anak-anakku kelak sehebat kau memeperlakukanku sampai aku menjadi seperti sekarang.

Terimakasih papa, telah merelakan tubuhmu bekerja keras, telah merelakan waktumu untuk memberikan kecukupan untukku, telah mengajarkan bagaimana cara hidup yang sebenarnya, telah menjadi super hero dalam hidupku. Sungguh, engkau lelaki terhebat yang pernah kutemui, dan aku berharap suatu saat nanti, pemilik tulang rusukku ini akan bisa sehebat dirimu, bisa menjadi imam yang selalu menuntunku untuk tetap berada dijalan-Nya.

Terimakasih kakek nenek, telah mendidik dan membesarkan mama dan papa, kalian istimewa.

Terimakasih wak, om, tante, telah menjadi saudara/i mama dan papa yang senantiasa mendukung mereka dalam kondisi apapun, terimakasih telah menjadi wak, om dan tante terhebatku!

Terimakasih mas Qhory, kakak laki-lakiku satu-satunya. Tak ada kata yang dapat kutulis untuk menggambarkan betapa hebatnya dirimu. Terimakasih telah menjagaku, telah menjadi contoh yang baik untukku, telah rela berkorban demiku. I love you to the much!

Terimakasih dek Yuyun, adik perempuanku satu-satunya. Terimakasih telah menjadi orang yang selalu menyayangiku dengan caramu. Terimakasih telah menjadi adik yang berbakti padaku.

Terimakasih abang Wira, adik laki-lakiku satu-satunya. Terimakasih telah menjadi pemecah keheningan disaat keluarga kecil ini hening, terimakasih telah hadir ditengah-tengah kami dan menjadi kita, terimakasih telah menyayangiku.

Terimakasih saudara/i sepupuku, kalian luar biasa. Terimakasih telah menjadi teman, saudara, dan terkadang musuh yang menyebalkan, namun aku tau semua itu kalian lakukan karena kalian sayang padaku dan begitu pula sebaliknya.

Terimakasih keponakan-keponakanku, tante bangga sama kalian!

Terimakasih bapak/ibu guru yang telah mengajar dan mendidikku dari tk sampai aku menjadi siswi paling akhir di jenjang sekolah. 

Terimakasih sahabat-sahabatku yang sudah kuanggap saudara sendiri. Kalian jiwa ragaku, payung yg selalu melindungiku dari percikan air hujan, serta rela berkorban demiku. Aku sangat menyayangi kalian. Nalar, Adl, demo, jojoba, jombloers, oxygen, monstrolite, paranampang, stella luminosa, adhanissa, adhigana tetrapradjaa, ibm, serta seluruh senior dan junior yang telah memberikan banyak kenangan indah dalam hidupku. Kalian sangat berarti, tak akan terganti.

Terimakasih untuk semua orang yang pernah hadir dalam hidup ini, terimakasih.

Terimakasih yaAllah, Engkau telah memberikan kesempatan kepadaku untuk merasakan nikmat hidup, dan terlahir sebagai aku yang berada di sekeliling orang-orang yang sangat menyayangiku. Aku yakin skenario-Mu adalah yang terbaik dan semoga semua cita-cita dan harapanku terwujud melalui cara-Mu. 

Dan... Terimakasih kamu. It's always been you. Pemilik tulang rusukku. Sampai bertemu beberapa tahun lagi.

Palembang, 27 September 2014. 23.50 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ultah nih ultah niye~

Teruntuk kamu, yang hari ini genap berusia dua-puluh-dua tahun. How's there? Semoga urusan per-skripsi-an diperlancar dan segera meng...