Selasa, 26 Mei 2015

S E M A N G A T!

Diri ini sudah mengalami lika liku kehidupan. Namun apa itu cukup untuk bisa dikatakan berhasil? Banyak kegagalan yang sudah diri ini alami. Namun, itu tidak cukup untuk menyatakan bahwa diri ini sudah berhasil.

Aku, sang pengejar mimpi, penakluk mentari, pejuang tangguh dalam menghadapi rintangan yang datang bertubi-tubi. Aku lelah, jujur saja. Lantas, apa yang harus aku lakukan sekarang?

Aku belum bisa memberikan kabar gembira itu kepada kedua orangtuaku. Kabar gembira aku masuk di "situ". Sudah berulang kali aku mengecewakan mereka. Aku merasa sangat gagal menjadi anak yang baik. Aku merasa sangat lemah, aku merasa sangat bodoh. Disaat jiwa ini hancur, disaat tak ada lagi semangat dalam diri, disaat semua terasa sudah berakhir, disitulah Allah menguji seberapa besar tekad, semangat dan usaha ku untuk tetap bertahan, untuk tetap bertahan, dan untuk tetap bertahan. Aku yakin, Ia tau bahwa aku gagal karena ada suatu tempat yg sangat baik untukku diujung sana. Tinggal bagaimana caraku agar bisa sampai ke tempat itu.

Mulai sekarang, aku akan berjanji dengan diri sendiri, bahwa aku akan memberikan kabar gembira itu kepada kedua orangtuaku. Bisa berkata "ma, pa, mbak lulus"! Betapa bahagianya bisa melihat kebahagiaan mereka, merasa bahwa mereka bangga punya anak seperti aku.

Terimakasih untuk penyemangat yg membuatku sadar bahwa tak ada yang tak mungkin didunia ini. Terimakasih, calon seniorku. Sebaris kalimat penyemangatmu sangat berarti bagiku. Semoga kita bisa berkeliling dunia bersama!

YaAllah, lancarkanlah, permudahkanlah, dan berikanlah yang terbaik untukku. Untuk kedua orangtuaku, keluargaku, sahabat-sahabatku dan semua orang yang menyayangiku, dan juga untuk dia, yang mungkin sekarang belum kukenal.

Semangat, disaat diri ini lelah kembali, ingatlah ada beribu bahkan berjuta saingan yang bersemangat mempersiapkan diri untuk bersaing. Ingat mama papa, ingat mimpi yang harus digapai!!!


Semangat, USM STAN2015! Bismillahirrahmanirrahim staner'15 kbn aamiinπŸ™…πŸ’ͺ😊

#7YearsWithSHINee

Sudah tanggal 26 Mei. Tepat kemarin, uri shining SHINee resmi 7 tahunan. Cie selamat yaa udah berkiprah di dunia musik internasional. I'm so proud of you all. 7 tahun bukan waktu yg mudah untuk mencapai kesuksesan seperti yg sudah kalian dapatkan sekarang. Teruslah maju, teruslah berkarya, teruslah menggapai semua mimpi dan cita demi SHINee, demi SHINee World, dan untuk semua yang sudah ada di hidup kalian selama ini. Sukses terus!!! Shawols love u no matter what.πŸ˜πŸ’πŸ’ž


Jumat, 01 Mei 2015

Jangan salahkan waktu

Aku hanyalah gadis 17 tahun, yang ingin selalu bahagia walau kenyataan tak selalu bisa. Namun, bukan berarti aku lemah, ataupun menyerah. Hidup adalah tentang bagaimana kita bisa memilih, melakukan, lalu gagal, dan kemudian bangkit kembali. Fase-fase itu selalu bermetamorfosis di kehidupan kita. Ah iya, aku masih terlalu muda untuk mengerti tentang persoalan hidup. Tapi, bukankah sudah terlalu tua untuk tetap menangis karena mainan diambil teman? Atau jari tersayat pisau? Hidup selama 17 tahun di dunia, diberikan kesempatan untuk menjadi “aku”, dan merasakan hangatnya kasih sayang. Hidup adalah sebuah penghargaan terbaik yang pernah kudapat. Mengapa? Tanpa kehidupan, apa mungkin aku bisa meraih semua penghargaan-penghargaanku di dunia ini?

Begitu juga dengan waktu, sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan hidup. Selama kau hidup, selama itu pula kau bersama waktu. Lalu, untuk apa aku menandai waktu?

Menurutku, waktu adalah satuan yang sangat hebat. Ia tak kenal menyerah untuk tetap berjalan. Tak peduli seberapa orang tak menyukainya, ia tetap berjalan. Ia bisa membuat orang berhasil, ataupun sebaliknya. Ia juga hebat dalam menghipnotis manusia, bukan? Waktu adalah tentang bagaimana kita menjalani hidup. Ada waktu disaat kita sedang dipuncak, pun sebaliknya. Bagiku, masa-masa tersulit adalah saat kita berusaha mengalahkan ribuan “ovum” lainnya untuk bisa menjadi “zigot” dan terlahir sebagai kita.  Bukankah waktu itu kita telah menang? Lalu, sekarang kita hanya pasrah dengan kenyataan? Bukankah itu terlalu pengecut? Tuhan telah memilih kita untuk bisa merasakan menjadi manusia. Tuhan juga telah memilih waktu untuk menemani kita semasa hidup. Bukankah ini menarik?

Menandai waktu sama halnya menandai diri sendiri. Apakah diri ini baik, buruk, atau apa. Waktu pun begitu, tiada lelah menemani kita disaat kita bangun sampai tidur kembali, dan menemani kita dari tidur sampai bangun kembali. Menghargai waktu mungkin sepele, namun tidak untuk manusia yang sadar betapa hebat dan berharganya waktu.

Pernahkah kalian merasakan kerinduan? Ingin kembali ke masa-masa itu? Apa waktu mengizinkan? Tidak, bukan? Dan apa kalian pernah mempunyai impian? Lalu, apa waktu “langsung” menghantar kalian kesana? Menurutku tidak. Kalaupun iya, itu bukanlah sebuah impian. Karena menurutku, impian adalah sesuatu yang pastinya kita inginkan dan berusaha mati-matian untuk meraihnya. Bukankah antara bermimpi dan meraih mimpi itu ada jarak? Lalu disebut apa jarak itu? Kita sepakat menyebutnya waktu. Ah, waktu tidak hanya menemani kita di kehidupan dunia, waktu juga menamani kita disaat kita telah tiada. Bukankah orang-orang yang telah mendahului kita sekarang sedang menunggu hari akhir? Dan menunggu, adalah soal waktu. Menandai waktu memiliki definisi yang sangat luas. Sama halnya dengan hidup. Kita mendefinisikannya dengan sesuatu yang positif, maka itu akan menjadi positif dan begitu sebaliknya. Maka jangan menganggap waktu sebagai hal yang tak penting, karena bukan hanya diri kita yang berurusan dengan waktu, tapi semua makhluk hidup membutuhkan waktu. Jangan sombong, teruslah menghargai waktu seperti engkau akan mati esok hari.


-----


coretan kecil ini saya buat untuk giveaway: 

Ultah nih ultah niye~

Teruntuk kamu, yang hari ini genap berusia dua-puluh-dua tahun. How's there? Semoga urusan per-skripsi-an diperlancar dan segera meng...